Di Indonesia ini kita mengenal jahitan tusuk silang dengan nama Strimin, kata guruku dulu kata strimin berasal dari bahasa Belanda. Benar atau tidaknya aku tidak mengecek kebenarannya.
Aku mengenal strimin ini kira-kira hampir 30 tahun yang lalu, ada pelajaran extra kurikuler yang mengharuskan kami semua baik murid perempuan ataupun laki-laki belajar jahit tusuk silang ini. Aku sangat menyukai prakarya ini dibandingkan dengan merenda yang menurutku tidak asyik karena sulit. Beda dengan strimin, yang menggunakan banyak warna yang bagus merek DMC, gambar yang lucu-lucu dan bahan kainnya yang berwarna warni dari DMC juga.
Setelah aku lulus SD, strimin tidak pernah aku sentuh lagi, sampai pas jamannya aku kuliah di Trisakti berhubung aku anak kost pengangguran untuk menghabiskan waktu aku menjahit strimin dengan menggunakan bahan dari plastik dan benang wol. Dan saking “serakahnya” aku membeli gambar yang besar sekali, dan ternyata seperti dugaan teman-temanku dulu jahitan itu tidak selesai, hanya sampai 60% saja yang jadi. Setelah itu aku simpan dan terlupakan.
Awal tahun 2005, sedang aku berjalan-jalan di Ciputra Mall aku melihat sebuah toko craft yaitu HobbyCraft Studio, aku tertarik melihat hasil dari jahitan tusuk silang itu, wow keren dan lucu-lucu, kembali aku tergugah untuk membuat kembali jahitan tersebut.
Mulai sejak saat itu aku membeli strimin kits, benang-benang dan kain serta pola-pola desain yang terjual disana, dan aku juga membeli di Crosstitch Point yang ada di Mall Ambasador. Saking gila dan serakahnya aku bahkan mencari di internet mengenai tusuk silang ini.
Bahkan ada beberapa pola desain yang aku beli via internet untuk menjadi koleksi striminku, dan sempat juga aku membeli bahan dari plastik namanya vynil weave yang digunakan untuk strimin, bahan ini belum ada di Indonesia.
Dari internet baru aku mengetahui ternyata benang yang digunakan untuk strimin selain merek DMC ternyata ada merek lainnya juga seperti Venus dan Anchor. Bahan kainnya juga sudah keluaran beberapa merek selain DMC ada Zweight, Aida, Korea, dll.
Bahkan benang dan bahan kain buatan dari Cinapun dapat ditemukan di Pasar Pagi Jakarta atau Pasar Atom yang berada di bawah Metro Pasar Baru, harganya jauh lebih murah dari keluaran Amerika ataupun Eropa. Memang benang dan kain buatan Cina tidak sebagus dan seindah buatan orang bule sana tapi saranku untuk yang baru belajar lebih baik menggunakan benang dan kain dari Cina dulu, karena kalau langsung menggunakan benang dan bahan yang mahal sayang sekali nanti ternyata rusak atau malas untuk melanjutkannya, kecuali kalau memang mau mengoleksi strimin ini.
Aku membeli bahan vynil weave cukup banyak sebagai persediaanku, harganya cukup lumayan mahal karena aku dikenakan bea masuk saat masuk ke Indonesia, tapi aku puas karena bahannya terbukti sangat bagus sekali. Aku sudah menjahit wajah Jesus di bahan tersebut dan sudah 80% selesai. Aku harap bulan depan aku bisa menyelesaikannya, tapi sayang aku harus menyerahkan jahitan ini sebagai hadiah…hik hik hik…
Sudah beberapa jahitan yang aku selesaikan, aku sangat menyukai pola desain Precious Moments, itu lho gambar anak laki-laki dan anak perempuan yang mempunyai mata indah, yang menurut temanku bermata sendu. Aku sangat menyukai mereka, sepasang sudah aku berikan kepada temanku untuk anak laki-laki dan anak perempuannya. Satu lagi aku berikan kepada staffku untuk anak perempuannya.
Yang sudah aku frame ada 2 yaitu dewa uang dan dewa cilik “Cancer”, sedangkan ada beberapa dari jahitan itu belum aku frame karena aku mau kumpulin dulu sekaligus sebelum aku frame semua.
Sekarang aku lagi cuti dari menjahit strimin, tapi setiap ada kesempatan aku akan masuk ke ruang kerjaku yang kecil hanya untuk melihat kembali desain-desain yang aku miliki. Dan berkhayal akan menjahit mereka semua….
Pada saatnya….